Minggu, 25 Oktober 2015

Menyayangi Mu di Dalam Diam Ku


Perasaan kemarin yang sudah sekian lama terpendam hanya pada satu orang, kini sudah bisa tergantikan dengan satu orang lainnya. Namun lagi-lagi takut akan bayangan hitam masa lalu datang lagi itu lah yang membuat ku takut untuk menyimpan rasa suka pada orang lain. Namun, baru-baru ini sesosok cowok yang datang mendekati sedikit menarik perhatian ku, namun saat rasa suka mulai tumbuh di hati, dia kemudian bersikap seakan acuh tak acuh. Sikapnya sangat berbeda saat pertama kenalan.


Perasaan suka yang ku pendam membuat ku merasa sakit sendiri. Sering terjadi perdebatan yang tidak mempunyai alasan yang jelas, seakan-akan hanya aku yang merasa ada sesuatu yang salah. Hari-hari berlalu. Ku rasakan sangat berat, hanya bisa memendam rasa, sebagaimana pun aku bersikap cuek, tetap saja aku merasakan sakitnya memendam perasaan.

Sebenarnya aku sudah memberikan tanda-tanda kalo aku punya rasa suka, tapi itu juga di karenakan dialah yang pertama memberi ku tanda tersebut. Namun, setelah tanda-tanda yang diberikannya mulai ku sambut baik dia malah bersikap seolah tidak ada perasaaan sama sekali.

Tempat tinggal yang berdekatan membuat ku tambah gregetan dengan perasaan ku sendiri. Karena sadar ini adalah perasaan yang pernah ku alami 3 tahun yang lalu. Ketika ku mengenal Ryan. Perbedaan umur 2 tahun juga membuat ku berfikir berkali-kali untuk meneruskan perasaan ku. Rasanya tidak wajar kalau cewek lebih tua daripada cowoknya. Aku mempunyai beberapa teman sebagai tempat curahan hati ku, mereka menyarankan ku untuk tidak terlalu memikirkan tetangga ku tersebut dan bersikap cuek dan sewajarnya saja. Dan aku berusaha mengikuti saran teman ku tersebut, walau sangat sulit untuk ku melakukannya.

Seiring waktu yang terus berjalan, rasa suka ini semakin mendalam. Semakin ku coba untuk menjauh, semakin kuat hati ini berontak untuk terus mendekat. Rasa ini mulai di luar kendali, ingin selalu ketemu dan ngobrol. Harus ku akui, aku memang menunjukan rasa suka ini kepadanya, mungkin karena itu dia berubah mulai agak cuek. Dan gara.gara sifat nya itu lah yang membuat ku merasakan hal yang biasa menjadi sangat luar biasa. Kadang pertengkaran kecil terjadi begitu saja tanpa sebab yang jelas. Akhirnya aku yang meminta maaf dan akhirnya menanggung malu. Kadang kita terlihat akrab namun terkadang kita juga seperti dua orang yang tidak saling mengenal satu sama lain. Dan alhasil, akhirnya sekarang kita agak jauhan.

Kejadian malam kemaren selalu menari-nari di ingatan, seolah ingatan itulah yang memberi ku semangat untuk tetap bertahan. Malam minggu yang lalu aku nongkrong sama teman ku, dan dia bersama teman-temannya. Aku memang berencana mengajak dia ketemuan. Setelah agak larut malam, dan aku juga sudah tidak bersama teman ku lagi, ternyata dia setuju mau ketemu sama aku. Ya akhirnya, kami duduk berdua di saksikan dinginnya malam dengan obrolan biasa. Tapi bagi ku itu seperti obrolan dua orang yang sudah lama kenal. Sesekali di selingi tawa canda kita berdua. Obrolan terkadang berhenti dan sunyi untuk beberapa saat dan kemudia berlanjut lagi. Tanpa terasa jam udah menunjukan setengah 2, dan akhirnya tetangga ku itu memutuskan untuk pulang, walaupun sebenarnya aku ingin duduk lebih lama bersamanya. Tapi aku juga tidak akan mungkin untuk memintanya terus bersama ku.

Aku ingin penderitaan ku ini segera berakhir. Aku sudah memikirkan satu solusi gila yang mungkin saja manjur. Banyak sekali pertimbangan yang harus ku ambil untuk keputusan itu. Tidak terlewat pendapat dari ke empat orang temanku yang hasilnya imbang, dua pro dan 2 lagi kontra. Tapi aku sedikit dapat pencerahan dari pendapat mereka yang berbeda. Hari-hari selanjutnya si tetangga hanya sms kalo lagi ada perlu. Seperti ngajak volly, karena aku sama teman-teman juga pernah main volly bareng dia dan teman-temannya. Dengan sikapnya yang seperti itu maka semakin membuat darah ku naik. Aku udah muak, capek, letih menghadapinya.

Hari berikutnya aku positive untuk menjalankan solusi gila ku. Aku terinspirasi dari foto yang aku lihat di Facebook. Aku pun mulai berkreasi dengan bekal foto tadi. Dan tepat tanggal 16 juni 2015 aku pun memberi tahu perasaan ku dengan foto dan sepotong tulisan yang ku rasa cukup mewakili semuanya melalui bbm (social network). Aku juga bilang, untuk menganggap pengakuan ku itu tidak pernah terjadi.

Namun sekali lagi aku tidak bertujuan mengakui perasaan ku ke dia kalau aku sayang sama dia itu mengharuskan kita jadian atau pun dia harus menerima aku jadi pacarnya. Itu harapan yang terlalu tinggi. Tapi tuajuan ku tidak lain adalah untuk memberitahu yang sebenarnya dan juga belajar untuk tidak berbohong pada diri ku sendiri. Aku tidak mau dan tidak akan mampu menyimpan beban yang terlalu berat dan terlalu lama di hati ku. Hanya itu, tidak lebih.


Tidak berselang lama aku pun mendapatkan balasan dari pesan yang ku kirim, yang mengatakan “aku ngerti kamu sayang sama aku.. aku juga ada sayang sama kamu..” kurasa itu balasan yang udah lebih dari cukup, dan aku berterima kasih untuk itu. Ku anggap cerita ini cukup sampai disini saja. Aku dan dia berusaha untuk senetral dan sebiasa mungkin walaupun kenyataannya agak kaku. Aku sadar bahkan untuk mengabaikan dan untuk tidak menoleh kearah mu itu sangat sulit bagi ku. Dan kalo aku boleh jujur aku akan tetap menyayangi mu di dalam diam ku. Karena itulah aku dan itulah caraku.

Karya : Normala ( Mahasiswa Bahasa Inggris Unisma)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ACARA YANG AKAN DATANG ADALAH DISKUSI RUTIN BERSAMA PPMI