Dalam acara Rapat Kerja (Raker)
di Hall Oesman Mansur tadi pagi (18/09), Dekan FKIP Unisma, Dr. Hasan Busri,
M. Pd, menyampaikan prihal fakultas tanpa tendeng aling-aling. Menurut beliau, FKIP
seharusnya menjadi salah satu fakultas yang terbilang kaya dengan jumlah
mahasiswa sedemikian banyak. Tercatat, pada tahun 2012, jumlah mahasiswa FKIP Unisma
adalah 275 mahasiswa. Kemudian meningkat menjadi 355 mahasiswa pada tahun 2013.
380 mahasiswa pada tahun 2014 dan 395 mahasiswa di tahun 2015 ini.
PD III dan Gubernur FKIP Unisma
“Untuk tahun ini dan ke depannya,
saya tidak mau FKIP kecolongan sepersen pun. Kita utamakan sebuah nilai
kejujuran.” Begitulah kurang lebih kalimat Beliau dalam sambutannya pagi tadi. Kalimat
senada yang menambah semangat para peserta Raker pun selalu disambut dengan
tepuk tangan meriah oleh para peserta.
Selain Dekan, jajaran dekanat
FKIP yang hadir serta memeriahkan Raker dengan canda tawa adalah Pembantu Dekan
III, M. Yunus, S.Pd. , M. Pd. Bapak PD III memberikan arahan seputar PKM (Pekan
Kreatifitas Mahasiswa) dan Raker. Menurut beliau, dalam acara Raker dilarang
memakai ilmu kebatinan yaitu ilmu memendam rasa ketidakpuasan atau pun
kekecewaan. Semua harus disampaikan di Raker dan menghormati keputusan sidang
adalah wajib hukumnya. Kehadiran Bapak Dekan sebagai pembuka acara dengan
sambutannya dan Bapak PD III sebagai penutup Pembukaan Raker dengan doa adalah
kolaborasi yang cukup sempurna.
Untuk tahun ini, pembagian
persentase dana adalah sebagai berikut:
1. DPM
(Dewan Perwakilan Mahasiswa) 8% dari 69.000.000 adalah 5.520.000
2. LGM
(Lembaga Gubernuran Mahasiswa) 18.5% dari 69.000.000 adalah 12.765.000
3. Departemen
PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) 17% dari 69.000.000 adalah
11.730.000
4. Departemen
Matematika 16.5% dari 69.000.000 adalah 11.385.000
5. Departemen
Bahasa Inggris 18% dari 69.000.000 adalah 12.420.000
6. BSO
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Fenomena 11% dari 69.000.000 adalah 7.590.000
7. BSO
Teater Bangkit 11% dari 69.000.000 adalah 7.590.000
Hal ini berbeda dengan tahun
sebelumnya, yaitu dana yang diterima oleh LGM lebih rendah persentese nya ketimbang
Departemen. Yang paling merasa dirugikan adalah Badan Semi Otonom Teater
Bangkit atas pembagian dana tersebut. Terlihat dari protes yang disampaikan
oleh ketua nya yaitu Arif atau akrab disapa Bang Kayi, dalam Sidang Pleno IV.
Dengan persentase tetap seperti tahun sebelumnya, yaitu 11%, peningkatan dana
untuk tingkat BSO tahun ini hanya 590.000. Untuk LPM Fenomena sendiri, hal ini
tidaklah menjadi masalah besar karna kegiatan LPM Fenomena tahun ini akan difokuskan
pada pelatihan kepenulisan saja. Berbeda dengan Teater Bangkit yang seringkali
mengadakan pentas di luar kampus.
Memang seharusnya organisasi
intra kampus memberikan perhatian lebih pada Badan Semi Otonom yang bisa saja
dibubarkan sewaktu - waktu. Berbeda dengan DPM, LGM, atau pun Departemen yang pasti berumur
panjang sampai kematian fakultas atau jurusan di dalamnya itu sendiri. Perlu
disadari bahwa FKIP punya Teater Bangkit sebagai teater tertua di Malang yang selalu membawa nama fakultas di setiap pentasnya. Selain itu, FKIP
memiliki LPM Fenomena yang mampu bertahan di saat LPM di fakultas lain mati
dalam kefakuman. Kesadaran akan pentingnya organisasi tulis-menulis dalam
sebuah kampus membuat Ahmad Siboy, S.H, dosen hukum, menjanjikan 10% dari
gajinya mengajar setiap bulannya untuk penerbitan majalah Fenomena tahun ini.
Jika berkaca pada tahun lalu,
maka ada sebuah kejanggalan yang terjadi pada raker kali ini. Tahun lalu, BSO
mendapat tambahan dana lebih dari 2.500.000 dengan penambahan selisih 25 Maba
dari tahun sebelumnya, 355 di tahun 2013 dan 380 di tahun 2014. Tetapi sekarang,
dengan penambahan selisih 15 Maba, BSO hanya mendapat tambahan 590.000. Tetapi
dengan rincian dana dan persentase yang sedemikian jelas, bisa disimpulkan
dengan pertanyaan merefleksi tahun lalu “Dana dari mana yang diberikan fakultas
di tahun lalu?”. (Ud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar