Malang, Fenomena – Ribuan mahasiswa baru Universitas Islam Malang (Unisma) disambut oleh dua paramotor yang
berputar-putar di langit Dinoyo. Atraksi tersebut membuat Maba bertepuk tangan
dan menengadah ke langit Dinoyo. Kedua paramotor tersebut mengibarkan spanduk Oshika
Maba Unisma 2015 dan Unisma untuk Dunia.
Peserta Oshika Maba 2015 |
Atraksi paramotor menyambut Maba di langit Dinoyo |
Senin, 14 September 2015, adalah
awal Orientasi Kehidupan Kampus (Oshika) Mahasiswa Baru (Maba) yang akan
berlangsung selama tiga hari dengan tema "Muda Akselerasi Transformasi Menuju Mahasiswa yang Mandiri, Inovatif, dan Kompetitif". Oshika tahun ini memang nampak berbeda dari
tahun-tahun sebelumnya. Selain durasi Oshika yang berubah, nampak penampilan
Maba pun tak sangar seperti di Oshika sebelumnya. Hal ini dikarenakan Oshika
tahun ini tidak mengharuskan Maba untuk membuat atribut dari kardus atau pun
kantong plastik. Padahal sehari sebelum Oshika, nampak beberapa penjual atribut
membuka lapak di depan Unisma.
Sejak pagi-pagi sekali Dinoyo
ramai oleh Maba yang berangkat ke Unisma karena pukul 06.00 WIB gerbang utama
akan ditutup. Peraturan semacam itu dijelaskan di Pra Oshika, Minggu (13/09),
kemarin. Dalam apel tadi pagi, panitia menyampaikan adanya berita kecelakaan
salah satu Maba Unisma di daerah Sengkaling dikarenakan mengejar waktu atau pun
takut mendapat hukuman dari Tim Disiplin Oshika Maba. “Jangan pertaruhkan
keselamatan nyawa anda hanya untuk waktu lima menit” begitulah bunyi himbauan
dari panitia di sela-sela apel pagi.
Di sisi lain, ada pula beberapa
Maba yang tetap santai menghadap Tim Disiplin karena keterlambatannya. Selain mendapatkan
arahan dari Tim Disiplin, mereka yang terlambat mendapatkan kertas yang
dikalungkan dengan tulisan bermacam-macam tetapi senada. Salah satunya adalah “Maaf
saya datang terlambat lebih dari 15 menit”.
Upacara pembukaan Oshika Maba sendiri dimulai pukul 07.00 WIB. Kemudian disusul sambutan dari Rektor Unisma, Dr. H.
Masykuri Bakri, M. Si, yang menegaskan pentingnya menghargai perbedaan budaya,
khususnya di Unisma karena Oshika tahun ini diikuti peserta dari pelbagai
provinsi. Lebih tepatnya 34 provinsi dari pulau Sumatra hingga Papua. Jumlah Maba
pun mencapai 3246 mahasiswa. Meskipun Unisma yayasan milik Nahdatul Ulama
tetapi Unisma menerima mahasiswa non NU bahkan non islam. Hal ini membuktikan
dukungan Unisma untuk mencerdaskan anak bangsa. Juga sejalan dengan Muktamar NU
ke-33 yang bertemakan “Islam Nusantara”.
Sama halnya dengan tahun
sebelumnya, pembukaan Oshika Maba tahun ini ditandai dengan pelepasan balon. Tetapi
tidak seperti tahun sebelumnya, Maba disambut atraksi pesawat, kali ini Maba
disambut atraksi dua paramotor di langit Dinoyo yang mengibarkan spanduk
bertuliskan “Oshika Maba Unisma 2015” dan “Unisma untuk Dunia”.
Banyak perubahan yang terjadi di
Unisma, termasuk taman bersejarah, Taman Seribu Janji, yang kini menjadi rata
dengan paving. Konon, di tanah
sebelah barat kantin akan dibangun taman untuk menggantikan Taman Seribu Janji.
Tetapi bagimana pun sejarah tidak bisa tergantikan. Selamat datang para Maba,
selamat menjalani Oshika tanpa Taman Seribu Janji. (Ud)
Nice :D
BalasHapusSelamat datang adek-adek 👏👏👏
BalasHapus