Penulis sekaligus budayawan Ahmad Tohari, Kemarin
(13/11/15) berkunjung ke Unisma. Kedatangan penulis buku trilogi ronggeng dukuh paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jentera Bianglala tersebut
dalam rangka memberikan orasi sastra dan budaya sekaligus memperingati hari
bulan bahasa.
Bapak Ahmad Tohari dan Wakil Rektor I (Foto: Faiq) |
Dalam
penyampaiannya, penulis yang sangat identik dengan peci hitamnya tersebut
mengatakan bahwa saat ini banyak sekali orang yang enggan membaca. Padahal
membaca merupakan salah satu kunci menguasai dunia “inilah penyebab bangsa kita
dan umat Islam pada umumnya tertinggal. Literasi kita kalah jauh dengan
negara-negara yang saat ini memimpin dunia. Orang kalau disuruh salat merasa
wajib, tetapi kalau disuruh membaca tidak merasa wajib, kondisi ini harus
diubah”. Jelasnya.
Beliau menambahkan
bahwa karya sastra merupakan salah satu media yang mempunyai banyak manfaat
“Sastra tidak memberikan manfaat langsung, tetapi sastra memungkinkan
pembacanya merenungkan peristiwa nyata yang diimajinasikan di dalamnya.
Sehingga manusia memiliki kepekaan, tidak mudah menghakimi orang lain, dan
membuat kita memiliki banyak pilihan kosa kata yang lebih tepat digunakan dalam
membangun relasi dengan orang lain”. Tambahnya lagi. Maka dari itu ia mengajak
mahasiswa Unisma, Khususnya mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(PBSI) untuk membaca. “Saya ingin mahasiswa Unisma itu semuanya menjadi gemar
membaca. Karena syarat menguasai dunia hanya ada pada membaca, dan itu perintah
langsung dari Allah Swt.” Tutupnya.
Sementara itu Dekan
FKIP Unisma, Dr. Hasan Busri dalam sambutannya mengatakan bahwa Unisma khusunya
FKIP sangat berterimakasih karena budayawan kenamaan NU tersebut berkenan
hadir. “Campur tangan Allah Swt luar biasa, kita sudah lama menginginkan pak
Tohari bisa hadir di Unisma, dan hari ini beliau berkenan menularkan ilmu
kepenulisannya pada mahasiswa.” Tutur Dekan FKIP yang juga penggemar
karya-karya Tohari tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar